SINGAPURA
Bulan
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Ags
|
Sep
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
Tahun
|
Rata-rata tertinggi °C (°F)
|
29.9
(85.8) |
31.0
(87.8) |
31.4
(88.5) |
31.7
(89.1) |
31.6
(88.9) |
31.2
(88.2) |
30.8
(87.4) |
30.8
(87.4) |
30.7
(87.3) |
31.1
(88) |
30.5
(86.9) |
29.6
(85.3) |
30,9
(87,6) |
Rata-rata terendah °C (°F)
|
23.1
(73.6) |
23.5
(74.3) |
23.9
(75) |
24.3
(75.7) |
24.6
(76.3) |
24.5
(76.1) |
24.2
(75.6) |
24.2
(75.6) |
23.9
(75) |
23.9
(75) |
23.6
(74.5) |
23.3
(73.9) |
23,9
(75) |
Presipitasi mm (inches)
|
198
(7.8) |
154
(6.06) |
171
(6.73) |
141
(5.55) |
158
(6.22) |
140
(5.51) |
145
(5.71) |
143
(5.63) |
177
(6.97) |
167
(6.57) |
252
(9.92) |
304
(11.97) |
2.150
(84,65) |
Rata-rata hari berhujan
|
12
|
10
|
13
|
14
|
14
|
13
|
14
|
13
|
14
|
15
|
19
|
19
|
170
|
Sunshine hours
|
173.6
|
183.6
|
192.2
|
174
|
179.8
|
177
|
189.1
|
179.8
|
156
|
155
|
129
|
133.3
|
2.022,4
|
Singapura
(ejaan Inggris: [ˈsɪŋəpɔr]), nama resminya Republik
Singapura, adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung
Malaya,
137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat
Johor
di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan
terdepan keempat di dunia[16] dan
sebuah kota
dunia
kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan
internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.[17]
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah 5 juta
jiwa, terdiri dari Cina,
Melayu,
India,
berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid.[18]
42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di
sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa.[19][20] Negara ini adalah yang terpadat kedua di
dunia setelah Monako.[21] A.T. Kearney
menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006.[22]
Sebelum merdeka tahun 1965,
Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada
saat itu.[23]
Setelah merdeka, investasi
asing langsung
dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana
Menteri Dr.
Goh Keng Swee
membentuk ekonomi Singapura saat ini.[24]
Economist Intelligence Unit dalam "Indeks
Kualitas Hidup"
menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan
kesebelas di dunia.[25]
Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia.[26][27]
Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju.[28][29]
Setelah PDB-nya berkurang
-6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009,[30]
Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan
pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010.[31]
Sebelum abad ke-19
Catatan pertama permukiman di Singapura
berasal dari abad ke-2 Masehi.[34] Pulau
ini merupakan pos luar Kerajaan Sriwijaya di
Sumatera
yang memberi nama Temasek dalam bahasa Jawa
yang berarti 'kota laut'. Antara abad ke-16 dan awal abad ke-19, Singapura
menjadi bagian dari Kesultanan Johor. Tahun 1613, perompak Portugis membakar permukiman di mulut Sungai Singapura dan pulau ini menjadi tidak terlalu diperhatikan sampai dua abad
selanjutnya.
Kekuasaan kolonial Britania
Pada 28 Januari 1819, Thomas Stamford Raffles
mendarat di pulau utama di Singapura. Setelah melihat potensinya sebagai pos
dagan strategis untuk kawasan Asia Tenggara, Raffles menandatangani perjanjian
dengan Sultan Hussein Shah
atas nama Perusahaan
Dagang Hindia Timur Britania pada tanggal 6 Februari 1819 untuk
mengembangkan bagian selatan Singapura sebagai pos dagang dan permukiman Britania.[35]
Hingga 1824, Singapura masih menjadi teritori yang dikuasai seorang sultan
Melayu. Kemudian, teritori ini menjadi koloni Britania
pada 2 Agustus 1824 ketika John Crawfurd,
penduduk kedua Singapura, secara resmi menjadikan keseluruhan pulau sebagai
kekuasaan Britania dengan menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah
yang menyatakan Sultan dan Temenggong
menyerahkannya kepada Perusahaan
Dagang Hindia Timur Britania. Tahun 1826, Singapura menjadi bagian
dari Negeri-Negeri Selat, sebuah
koloni Britania. Tahun 1869, 100.000 orang tinggal di pulau ini.[35]
Periode Perang Dunia II dan pascaperang
Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat
Kekaisaran Jepang menjajah Malaya,
berakhir pada Pertempuran Singapura. Pihak
Britania dikalahkan dalam enam hari dan menyerahkan benteng yang seharusnya
tidak terkalahkan kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15
Februari 1942. Penyerahan ini disebut oleh Perdana Menteri Britania Raya, Winston
Churchill sebagai "bencana terburuk dan penyerahan terbesar
dalam sejarah Britania Raya".[36]
Pembantaian Sook Ching
terhadap etnis Cina setelah Singapura ditaklukkan memakan korban antara 5.000
dan 25.000 jiwa.[37]
Jepang mengganti nama Singapura menjadi Shōnantō (昭南島?), dari
kata-kata Jepang "Shōwa no
jidai ni eta minami no shima" ("昭和の時代に得た南の島"?), atau
"pulau selatan yang diperoleh pada periode Shōwa", dan mendudukinya
sampai Britania menguasai kembali pulau ini pada 12 September 1945, satu bulan
setelah penyerahan Jepang.
Setelah perang, pemerintah Britania Raya mengizinkan Singapura mengadakan
pemilihan umum pertamanya tahun 1955 yang dimenangkan oleh kandidat
pro-kemerdekaan, David Marshall, ketua partai Front Buruh
yang kemudian menjadi Menteri Utama.
Demi menuntut pemerintahan sendiri secara penuh, Marshall memimpin delegasi
ke London, tetapi ditolak oleh Britania. Ia mengundurkan diri setelah kembali
ke Singapura dan digantikan oleh Lim
Yew Hock, yang kebijakannya kemudian meyakinkan pihak Britania.
Singapura diberi hak pemerintahan internal sendiri secara penuh dengan perdana
menteri dan kabinetnya mengawasi segala urusan pemerintah kecuali pertahanan
dan urusan luar negeri.
Pemilihan diadkaan pada 30 Mei 1959 dengan Partai Aksi Rakyat memenangkan
pemilu. Singapura langsung menjadi negara dengan pemerintahan sendiri di dalam
Persemakmuran pada 3 Juni 1959, dan Lee
Kuan Yew disumpah sebagai perdana menteri pertama Singapura.[38]
Kemudian Gubernur Singapura,
Sir William
Almond Codrington Goode, menjabat sebagai Yang di-Pertuan Negara pertama
hingga 3 Desember 1959. Ia digantikan oleh Yusof
bin Ishak, kemudian Presiden Singapura pertama.
Singapura mengumumkan kemerdekaannya dari Britania secara unilateral pada
Agustus 1963,[39]
sebelum bergabung dengan Federasi
Malaysia pada September bersama dengan Malaya,
Sabah
dan Sarawak
sebagai hasil dari Referendum
Penggabungan Singapura 1962. Singapura dikeluarkan
dari Federasi dua tahun setelah konflik ideologi yang
memanas antara pemerintah PAP Singapura dan pemerintah federal di Kuala
Lumpur.
Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat
Kekaisaran Jepang menjajah Malaya,
berakhir pada Pertempuran Singapura. Pihak
Britania dikalahkan dalam enam hari dan menyerahkan benteng yang seharusnya
tidak terkalahkan kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15
Februari 1942. Penyerahan ini disebut oleh Perdana Menteri Britania Raya, Winston
Churchill sebagai "bencana terburuk dan penyerahan terbesar
dalam sejarah Britania Raya".[36]
Pembantaian Sook Ching
terhadap etnis Cina setelah Singapura ditaklukkan memakan korban antara 5.000
dan 25.000 jiwa.[37]
Jepang mengganti nama Singapura menjadi Shōnantō (昭南島?), dari
kata-kata Jepang "Shōwa no
jidai ni eta minami no shima" ("昭和の時代に得た南の島"?), atau
"pulau selatan yang diperoleh pada periode Shōwa", dan mendudukinya
sampai Britania menguasai kembali pulau ini pada 12 September 1945, satu bulan
setelah penyerahan Jepang.
Setelah perang, pemerintah Britania Raya mengizinkan Singapura mengadakan
pemilihan umum pertamanya tahun 1955 yang dimenangkan oleh kandidat
pro-kemerdekaan, David Marshall, ketua partai Front Buruh
yang kemudian menjadi Menteri Utama.
Demi menuntut pemerintahan sendiri secara penuh, Marshall memimpin delegasi
ke London, tetapi ditolak oleh Britania. Ia mengundurkan diri setelah kembali
ke Singapura dan digantikan oleh Lim
Yew Hock, yang kebijakannya kemudian meyakinkan pihak Britania.
Singapura diberi hak pemerintahan internal sendiri secara penuh dengan perdana
menteri dan kabinetnya mengawasi segala urusan pemerintah kecuali pertahanan
dan urusan luar negeri.
Pemilihan diadkaan pada 30 Mei 1959 dengan Partai Aksi Rakyat memenangkan
pemilu. Singapura langsung menjadi negara dengan pemerintahan sendiri di dalam
Persemakmuran pada 3 Juni 1959, dan Lee
Kuan Yew disumpah sebagai perdana menteri pertama Singapura.[38]
Kemudian Gubernur Singapura,
Sir William
Almond Codrington Goode, menjabat sebagai Yang di-Pertuan Negara pertama
hingga 3 Desember 1959. Ia digantikan oleh Yusof
bin Ishak, kemudian Presiden Singapura pertama.
Singapura mengumumkan kemerdekaannya dari Britania secara unilateral pada
Agustus 1963,[39]
sebelum bergabung dengan Federasi
Malaysia pada September bersama dengan Malaya,
Sabah
dan Sarawak
sebagai hasil dari Referendum
Penggabungan Singapura 1962. Singapura dikeluarkan
dari Federasi dua tahun setelah konflik ideologi yang
memanas antara pemerintah PAP Singapura dan pemerintah federal di Kuala
Lumpur.
Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat
Kekaisaran Jepang menjajah Malaya,
berakhir pada Pertempuran Singapura. Pihak
Britania dikalahkan dalam enam hari dan menyerahkan benteng yang seharusnya
tidak terkalahkan kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15
Februari 1942. Penyerahan ini disebut oleh Perdana Menteri Britania Raya, Winston
Churchill sebagai "bencana terburuk dan penyerahan terbesar
dalam sejarah Britania Raya".[36]
Pembantaian Sook Ching
terhadap etnis Cina setelah Singapura ditaklukkan memakan korban antara 5.000
dan 25.000 jiwa.[37]
Jepang mengganti nama Singapura menjadi Shōnantō (昭南島?), dari
kata-kata Jepang "Shōwa no
jidai ni eta minami no shima" ("昭和の時代に得た南の島"?), atau
"pulau selatan yang diperoleh pada periode Shōwa", dan mendudukinya
sampai Britania menguasai kembali pulau ini pada 12 September 1945, satu bulan
setelah penyerahan Jepang.
Setelah perang, pemerintah Britania Raya mengizinkan Singapura mengadakan
pemilihan umum pertamanya tahun 1955 yang dimenangkan oleh kandidat
pro-kemerdekaan, David Marshall, ketua partai Front Buruh
yang kemudian menjadi Menteri Utama.
Demi menuntut pemerintahan sendiri secara penuh, Marshall memimpin delegasi
ke London, tetapi ditolak oleh Britania. Ia mengundurkan diri setelah kembali
ke Singapura dan digantikan oleh Lim
Yew Hock, yang kebijakannya kemudian meyakinkan pihak Britania.
Singapura diberi hak pemerintahan internal sendiri secara penuh dengan perdana
menteri dan kabinetnya mengawasi segala urusan pemerintah kecuali pertahanan
dan urusan luar negeri.
Pemilihan diadkaan pada 30 Mei 1959 dengan Partai Aksi Rakyat memenangkan
pemilu. Singapura langsung menjadi negara dengan pemerintahan sendiri di dalam
Persemakmuran pada 3 Juni 1959, dan Lee
Kuan Yew disumpah sebagai perdana menteri pertama Singapura.[38]
Kemudian Gubernur Singapura,
Sir William
Almond Codrington Goode, menjabat sebagai Yang di-Pertuan Negara pertama
hingga 3 Desember 1959. Ia digantikan oleh Yusof
bin Ishak, kemudian Presiden Singapura pertama.
Singapura mengumumkan kemerdekaannya dari Britania secara unilateral pada
Agustus 1963,[39]
sebelum bergabung dengan Federasi
Malaysia pada September bersama dengan Malaya,
Sabah
dan Sarawak
sebagai hasil dari Referendum
Penggabungan Singapura 1962. Singapura dikeluarkan
dari Federasi dua tahun setelah konflik ideologi yang
memanas antara pemerintah PAP Singapura dan pemerintah federal di Kuala
Lumpur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar